Kamis, 28 Juli 2016

Human Capital and Economic Growth in ASEAN Countries: Panel Data Approach

HUMAN CAPITAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI NEGARA ASEAN: Pendekatan Panel Data
Irman Ramdani, SE1                          Garan Paruta2

      Departemen Ilmu Ekonomi IPB


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada tahun 1997 hingga 1998 beberapa Negara di Asia mengalami krisis moneter yang mengakibatkan banyak perubahan yang terjadi dalam negaranya. Hal tersebut juga dirasakan oleh negara-negara yang terkumpul dalam ASEAN yang sedang banyak melakukan peningkatan di setiap negaranya. Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Laos terkena dampak dari krisis moneter ini dengan dampak yang relatif berbeda untuk setiap negara. Sudah menjadi suatu kepastian bahwa krisis yang terjadi memengaruhi perekonomian di beberapa Negara ASEAN. Salah satu hal yang terpengaruh oleh krisis moneter yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi dan human capital di ASEAN.
Banyak teori yang menjelaskan keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi di suatu negara dengan human capital di negara tersebut. Ada dan Acaraglu (2014) meneliti tentang human capital and economic growth di Middle East North Africa (MENA). Human capital pada penelitian tersebut dapat dilihat menggunakan dua proxy yakni kesehatan dan pendidikan. Pendidikan berhubungan terhadap kualitas dari human capital sedangkan kesehatan secara langsung berpengaruh terhadap produktivitas dari human capital. Selain itu kesehatan juga mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang. Untuk negara-negara maju tingkat human capital sudah tinggi yang diindikasikan dengan rendahnya tingkat kematian bayi dan tingginya angka partisipasi pendidikannya. Sedangkan untuk negara berkembang, tingkat human capital masih relatif rendah.
Berdasarkan hal tersebut, paper ini berusaha menganalisis pengaruh kesehatan dan pendidikan yang merupakan bagian dari human capital terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN pasca terjadinya krisis moneter tahun 1997-1998. Dengan analisis tersebut diharapkan mampu menjelaskan pengaruh human capital terhadap pertumbuhan perekonomian yang diukur dengan PDB per kapita di masing-masing negara ASEAN yang menjadi objek penelitian.
 Perumusan Masalah
Dampak krisis moneter tahun 1997 yang terjadi pada negara-negara di Asia mengakibatkan terjadi beberapa perubahan baik secara ekonomi maupun sosial. Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapat dampak yang besar dari krisis tersebut disamping Thailand dan Korea Selatan. Selain itu dampak yang dihasilkan dari krisis tersebut juga dirasakan pada tahun tahun berikutnya yang memengaruhi perekonomian di negara-negara ASEAN yang saat tersebut sedang melakukan peningkatan kualitas di beberapa sektor yang salah satunya adalah peningkatan human capital di negara-negara ASEAN.
Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis membagi tulisan ini ke dalam beberapa rumusan masalah yakni :
1.      Bagaimana dampak human capital terhadap perekonomian di Negara ASEAN pada tahun 1999 hingga 2004 ?
2.      Negara manakah yang memiliki pengaruh human capital terhadap perekonomian terbesar di Negara ASEAN pada tahun 1999 hingga 2004 ?
 Tujuan Penulisan
Dalam tulisan ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, diantaranya :
1.      Mengetahui dampak human capital terhadap perekonomian di Negara ASEAN pada tahun 1999 hingga 2004.
2.      Mengetahui negara yang memiliki pengaruh human capital terhadap perekonomian terbesar di Negara ASEAN pada tahun 1999 hingga 2004.
 Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya menunjukan terdapat hubungan positif antara pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dengan pertumbuhan. Namun disisi lain diketahui bahwa terdapat hubungan lemah antara pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi (Cullison dalam Ada dan Acaraglu, 2014). Studi lain ketika variabel pendidikan menggunakan tingkat pendaftaran sekolah dan pengeluaran pemerintah untuk pendidikan menunjukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi (Kelly’s dalam Ada dan Acaroglu, 2014). Penelitian lain yang bertujuan untuk melihat hubungan antara human capital dan pertumbuhan ekonomi di suatu negara menunjukan bahwa tingkat kesehatan berdampak pada meningkatnya jumlah waktu kerja tenaga kerja. Beberapa penelitian tersebut mengindikasikan terdapat hubungan antara human capital dan pertumbuhan ekonomi, sehingga perlu ada penelitian lebih lanjut untuk menambah penelitian terkait hubungan tersebut.
Frees dalam Akbar, 2011 dalam penelitiannya mendapati adanya heteroskedastisitas, kovariat random dan fixed effect, pencilan dalam datanya. Hal tersebut memberikan kesempatan untuk memberikan kesempatan untuk meningkatkan spesifikasi model menggunakan diagnostik grafis dan numerik dari software statistik standar. Sedangkan menurut Greene dalam Akbar, 2011 menyebutkan bahwa Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM) perlu dilakukan karena terdapat kesulitan komputasi dan inkonsistensi yang disebabkan oleh waktu kecil (T (i)). FEM  seharusnya digunakan untuk perhitungan dalam lebih dari dua puluh kerangka pemodelan yang berbeda (regresi linear, pilihan biner, pilihan multinomial, menghitung data, log model linear , terbatas variabel dependen, model hidup, stochastic frontier, dll). Sehingga FEM cukup layak bahkan dalam panel dengan sejumlah besar kelompok

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data panel sebanyak 6 negara di kawasan ASEAN selama periode 1990-2012. Data tersebut merupakan data sekunder yang  diperoleh dari laporan tahunan masing-masing negara di kawasan ASEAN di World Development Indicators (WDI). Data yang tersedia adalah data 6 negara ASEAN. Negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Kamboja, Laos, Myanmar dan Filipina. Bank Dunia mencatat ada 10 negara di kawasan ASEAN. Salah satu alasan memilih 6 dari 10 negara ASEAN adalah ketersediaan akses data.  Data tersebut digunakan untuk mengukur kaitan antara tingkat pertumbuhan ekonomi dan modal manusia. Sedangkan untuk studi pustaka penulis mengumpulkan berbagai jurnal terkait yang relevan tentang penelitian ini.
Dalam mengukur kaitan tingkat pertumbuhan ekonomi dan modal manusia, pendekatan dalam menganalisis variabel modal manusia dibagi dalam dua aspek yakni tingkat pendidikan dan kesehatan. Pendekatan  ini bertujuan untuk mempersempit fokus pembahasan penelitian, tetapi menawarkan kesempatan untuk membandingkan kontribusi antara tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan untuk pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini digunakan tiga proxy yang berbeda untuk akumulasi modal manusia. Proxy untuk kesehatan yakni  life expectancy at birth total years,  fertility rate total (kelahiran setiap wanita), health expenditure public (% dari GDP). Sedangkan proxy untuk pendidikan yakni  primary completion rate total (% dari kelompok usia), pupil teacher ratio primary dan public spending on education total (% dari GDP). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Aysen, et al (2014). Adapun variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian
Simbol
Jenis variabel
Variabel
Definisi
X1
Indepedendent Variabel
Life expectancy at birth (total years)
Menunjukkan jumlah tahun bayi yang baru lahir akan hidup jika pola kematian yang berlaku pada saat kelahirannya tetap sama  hingga sepanjang hidupnya.
X2
Indepedendent Variabel
Fertility rate total (births per woman)
Jumlah anak yang akan lahir dari seorang wanita jika dia hidup sampai akhir tahun subur sesuai dengan tingkat kesuburan usia-spesifik saat ini.
X3
Indepedendent Variabel
Health expenditure public (% of GDP)
Belanja kesehatan publik terdiri dari belanja berulang dan modal dari anggaran pemerintah (pusat dan daerah), pinjaman eksternal dan hibah (termasuk sumbangan dari lembaga internasional dan lembaga swadaya masyarakat), dan dana asuransi kesehatan sosial (atau wajib).
X4
Indepedendent Variabel
Primary completion rate total (% of relevant age group)
Tingkat penyelesaian primer diukur sebagai rasio asupan bruto kelas terakhir sekolah dasar. Hal ini dihitung dengan mengambil jumlah total siswa di kelas terakhir sekolah dasar, dikurangi jumlah repeater di kelas itu, dibagi dengan jumlah total anak usia kelulusan resmi.
X5
Indepedendent Variabel

Pupil teacher ratio primary
Rasio murid-guru primer adalah jumlah siswa yang terdaftar di sekolah dasar dibagi dengan jumlah guru sekolah dasar.
X6
Indepedendent Variabel
Public spending on education total (% of GDP)
Total pengeluaran publik (saat ini dan modal) pada pendidikan dinyatakan sebagai persentase dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun tertentu. Pengeluaran publik untuk pendidikan meliputi pengeluaran pemerintah pada lembaga pendidikan (baik negeri maupun swasta), administrasi pendidikan, dan transfer / subsidi untuk swasta (mahasiswa / rumah tangga dan badan swasta lainnya).
Y
Depedendent Variabel
Gross Domestic Product
Ukuran agregat dari jumlah nilai tambah bruto dari semua warga, unit institusional terlibat dalam produksi (ditambah pajak, dan minus subsidi, pada produk yang tidak termasuk dalam nilai output mereka).

Model Penelitian
            Untuk meneliti bagaimana kaitan antara pertumbuhan ekonomi dengan modal manusia di 6 Negara ASEAN, maka penelitian ini menggunakan kerangka kerja yang telah disusun oleh Aysen, et al (2014). Metode yang digunakan adalah metode panel data. Berdasarkan variabel-variabel yang telah dijelaskan, maka model yang akan digunakan yaitu :
LnYit = β0 + β1 LnX1it + β2 LnX2it + β3 X3it + Ɛit............................................(1)
LnYit = β0 + β1 X4it + β2 LnX5it + β3 X6it + Ɛit................................................(2)
Metode Penelitian
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan pencarian data-data kuantitatif di world development indicators. Data yang telah diperoleh diolah menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2013 dan Eviews 6.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk membandingkan apakah Fixed Effect Model atau Random Effect Model yang lebih sesuai.
H0       : Random Effect
H1       : Fix Effect
Statistik uji haussman mengikuti distribusi chi square dengan degree of freedom sebanyak jumlah variabel bebas dari model.  Uji kesesuaian pada panel data dengan fixed effects atau random effects menggunakan uji haussman yang  menunjukan nilai prob < 0.05 baik untuk pendidikan maupun kesehatan.
Pada Lampiran 1 yang menunjukan Hasil Uji Hausman terhadap variabel pendidikan maupun variabel kesehatan pada Lampiran 2 dengan economic growth memiliki heterogenitas individu secara fixed. Dengan demikian fixed effects model lebih sesuai digunakan. Menurut Hsaio (2003) apabila tidak dapat ditentukan secara teoritis dampak gangguannya, maka random effect model dipilih jika diambil dari sampel individu yang merupakan sampel acak dari populasi yang lebih besar. Namun jika meliputi seluruh individu dalam populasi atau hanya beberapa individu dengan penekanan pada individu-individu tersebut maka lebih baik digunakan fixed effect model. Dalam penelitian ini karena jumlah cross-section mengambil individu yang mencerminkan sebagian populasi  dengan penekanan pada individu-individu tersebut  (6 Negara ASEAN), maka fix effect model lebih baik secara teori. Pengaruh Variabel Kesehatan dan Pendidikan Terhadap Perekonomian
Setelah dilakukan Uji Hausman dan diperoleh Fixed Effect Model sebagai model yang paling sesuai, maka selanjutnya dilakukan estimasi dari persamaan tersebut. Estimasi persamaan modal manusia yang dilihat dari sisi kesehatan dan pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada Tabel 2 dan Tabel 3 .
 Tabel 2 Hasil Estimasi Pengaruh Modal Manusia terhadap GDP per kapita di 6 Negara                                      ASEAN (Untuk Kesehatan)
Variabel bebas
Variabel tidak bebas : GDP per kapita
Koefisien
Nilai Statistik
Probabilitas
LNX1
2.532932*
2.466487
0.0203
LNX2
-0.953324*
-4.007976
0.0004
X3
-0.013936
-0.316174
0.7543
C
-3.032823
-0.709074
0.4844
Keterangan: *signifikan pada  = 5%
Berdasarkan pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa variabel life expectancy at birth (X1),  fertility rate total (X2) signifikan pada taraf nyata 5%. Life expectancy at birth (X1) diambil sebagai salah satu aspek pada modal manusia yang secara positif mempengaruhi pendapatan per kapita. Namun di sisi lain, fertility rate total (X2) dianggap negatif mempengaruhi pendapatan per kapita. Selain itu, health expenditure public (X3) tidak memiliki signifikansi pada 6 negara di kawasan ASEAN.  Bila dibandingkan dengan ketiga variabel tersebut maka modal manusia yang dilihat dari pendekatan tingkat kesehatan maka yang paling mempengaruhi terhadap GDP per kapita adalah life expectancy at birth (X1) dengan elastisitas sebesar 2.532, artinya jika  terjadi kenaikan angka harapan hidup sebesar 1% maka GDP perkapita akan meningkat sebesar 2.532 %.
           Dari 6 negara di kawasan ASEAN yang diteliti dapat diketahui bahwa selama tahun pengamatan bahwa negara Malaysia mempunyai intersep yang paling tinggi meskipun hasilnya masih minus, artinya bahwa GDP perkapita Negara Malaysia yang tidak dipengaruhi oleh human capital (Kesehatan) paling tinggi dibandingkan dengan Negara lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 4. Terlihat bahwa untuk variabel kesehatan Malaysia menempati posisi pertama dengan efek individu sebesar 1.425810. Disusul oleh Filipina dan posisi terakhir ditempati oleh Kamboja. Sedangkan Indonesia berada pada posisi ketiga untuk efek individu variabel kesehatan.
Tabel 3 Hasil Estimasi Pengaruh Modal Manusia terhadap GDP per kapita di 6 Negara ASEAN                        (Untuk Pendidikan)
Variabel bebas
Variabel tidak bebas : GDP per kapita
Koefisien
Nilai Statistik
Probabilitas
X4
0.013629*
-5.127462
0.0001
LNX5
-1.387684*
13.41613
0.0000
X6
0.039277
1.356938
0.1936
C
9.992989
10.79410
0.0000
Keterangan: *signifikan pada  = 5%
Tabel 3 menyajikan regresi yang sama seperti yang ditampilkan pada Tabel 2, tetapi kali ini untuk modal manusia dilihat dari sisi pendidikan yang diwakili dengan tiga variabel yakni, primary completion rate total (X4), pupil teacher ratio primary (X5), public spending on education total (X6). Ukuran modal manusia untuk pendidikan signifikan positif  untuk variabel primary completion rate total (X4),  dan signifikan negatif untuk variabel pupil teacher ratio primary (X5). Namun hal tersebut tidak berlaku untuk variabel X8. Hal itu dikarenakan variabel tersebut secara statistik tidak signifikan.
Hasil yang ditampilkan pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa jika primary completion rate total (X4) diambil sebagai salah satu unsur modal manusia untuk pendidikan maka secara positif mempengaruhi pendapatan per kapita pada 6 Negara ASEAN selama periode pengamatan. Namun di sisi lain, jika pupil teacher ratio primary (X5) digunakan sebagai modal manusia maka akan berpengaruh negatif terhadap pendapatan per kapita.
Dari 6 negara ASEAN yang diteliti selama periode pengamatan ternyata bisa dibuktikan bahwa negara Malaysia mempunyai intersep tertinggi untuk hubungan antara GDP per kapita dengan human capital yang dilihat dari sisi pendidikan. Pada lampiran 6 terlihat bahwa Malaysia memiliki efek individu terhadap variabel pendidikan yang terbesar. Disusul oleh Kamboja dan Filipina pada urutan selanjutnya. Sedangkan Indonesia berada pada posisi keempat dengan efek individu sebesar -0.331507. Hal ini berarti bahwa GDP per kapita negara Malaysia yang tidak dipengaruhi oleh tiga variabel yang mewakili pendidikan paling tinggi dibandingkan dengan negara lainnya. 
Berdasarkan kedua variabel tersebut terlihat bahwa Malaysia menjadi negara yang memiliki efek individu tertinggi dibanding negara-negara lainnya. Salah satu hal yang dapat menjelaskan dampak tersebut adalah penolakan Malaysia untuk menerima pinjaman dari IMF. Dengan kata lain Malaysia berusaha untuk bangkit dari krisis yang terjadi dalam negara. Selain itu Malaysia mematok nilai tukar mata uang Ringgit Malaysia dari harga pasaran sekitar 4,11 Ringgit Malaysia (RM) per dolar AS menjadi kurs tetap sebesar 3,8 RM per dolar AS pada akhir 1997. Dan juga didukung oleh dana cadangan yang dimiliki Malaysia pada waktu itu yang berkisar 40 miliyar dolar AS. 
Sebagai perbandingan, negara-negara lain cenderung untuk menerima bantuan dari IMF sehingga beban negara menjadi lebih banyak, salah satu contohnya adalah Indonesia. Walaupun banyak faktor lain yang mengakibatkan kesulitan negara-negara lain untuk bangkit pasca krisis moneter di tahun 1997 hingga 1998. Tercatat hingga tahun 2001, perekonomian Indonesia masih lemah diakibatkan kesulitan untuk bangkit pasca krisis moneter. Walaupun banyak faktor yang mengakibatkan hal tersebut namun tetap hal tersebut menjadi catatan dengan harapan hal tersebut tidak terulang kembali. Sehingga pembangunan di Indonesia dapat berjalan sesuai rencana tanpa ada hambatan yang berarti.
  
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Human capital yang terdiri dari variabel kesehatan dan pendidikan memiliki signifikansi yang berbeda. Untuk variabel kesehatan, berdasarkan  ketiga proxy maka yang paling mempengaruhi terhadap GDP per kapita melalui variabel kesehatan di keenam negara ASEAN tahun 1999-2004 adalah life expectancy at birth (X1) dengan elastisitas sebesar 2.532. Sedangkan untuk variabel pendidikan proxy primary completion rate total (X4) secara positif mempengaruhi pendapatan per kapita di keenam Negara ASEAN selama periode pengamatan. Namun di sisi lain, jika pupil teacher ratio primary (X5) berpengaruh negatif terhadap pendapatan per kapita.
Negara yang memiliki efek individu terbesar untuk kedua variabel adalah adalah Malaysia. Sedangkan negara-negara lain berada pada posisi yang berbeda-beda untuk setiap variabel. Salah satu faktor yang mengakibatkan ini adalah kemandirian Negara Malaysia untuk menyelesaikan krisis yang terjadi dalam negara.

5.2 Saran
Berdasarkan penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan selanjutnya.
1.      Perlu diadakan penelitian lanjut dengan data yang lebih baru untuk melihat kesiapan negara ASEAN dari human capital yang dipersiapkan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
2.      Menentukan variabel pendidikan dengan proxy pendidikan menengah. Sehingga lebih relevan terhadap kualitas sesungguhnya dari human capital.
3.      Meningkatkan kemandirian di Indonesia dalam menghadapi permasalahan perekonomian. Sehingga peran asing menjadi berkurang sehingga terbebas dari intervensi asing baik langsung maupun tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Altun, A. A., & Hakan, Acaroglu. 2014. Human Capital and Economic Growth: A Panel Data Analysis with Health and Education for MENA Region. Advances in Management & Applied Economics. Volume (4). 59-71. No. 4.
Atif, A., Imdadullah, M., Ullah, M. A., Aslam, Z. M. 2011. Determinants of Economic Growth in Asian Countries: A Panel Data Perspective. Pakistan Journal of Social Sciences (PJSS) Volume (31). 145-157. No. 1.
Hsiao, F. S. T., & Hsiao, M. C. W. 2006. FDI, Exports, and Growth in East and Southeast Asia --Evidence from Time-Series and Panel Data Causality Analyses. International Conference on Korea and the World Economy [Paper]. Korea: Korea University Seoul.
Salamah, L. 2010. Lingkaran Krisis Ekonomi Indonesia. JURNAL MASYARAKAT KEBUDAYAAN DAN POLITIK. Volume (14). 65-76. No. 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar